Calon pekerja migran di Indonesia yang akan berangkat ke Jepang membutuhkan kemampuan bahasa jepang minimal tingkat N3 dengan bukti sertifikat japanese language proficiency test. Calon pekerja migran tersebut akan bekerja di Jepang sesuai dengan okupasi yang banyak dibutuhkan, yaitu salah satunya tenaga kerja pabrik (buruh produksi) atau manufacturing labourer menurut Indonesia's Vacancy Outlook 2020. Calon tenaga kerja di Jepang belum banyak yang lulus kemampuan bahasa jepang N3, sehingga perlu modal awal untuk melampaui batas minimal nilai N3 yaitu 95/180. Berdasarkan hasil riset BP2MI, persentase tingkat kelulusan peserta N3 adalah sebesar 31%. Hal ini diakibatkan calon tenaga kerja belum sama sekali memiliki bekal berbahasa Jepang. Oleh karena itu, pelatihan ini dibuat untuk calon pekerja yang mau berangkat ke Jepang, tapi belum percaya diri untuk ujian N3.
Calon pekerja migran di Indonesia yang akan berangkat ke Jepang membutuhkan kemampuan bahasa jepang minimal tingkat N3 dengan bukti sertifikat japanese language proficiency test. Calon pekerja migran tersebut akan bekerja di Jepang sesuai dengan okupasi yang banyak dibutuhkan, yaitu salah satunya tenaga kerja pabrik (buruh produksi) atau manufacturing labourer menurut Indonesia's Vacancy Outlook 2020. Calon tenaga kerja di Jepang belum banyak yang lulus kemampuan bahasa jepang N3, sehingga perlu modal awal untuk melampaui batas minimal nilai N3 yaitu 95/180. Berdasarkan hasil riset BP2MI, persentase tingkat kelulusan peserta N3 adalah sebesar 31%. Hal ini diakibatkan calon tenaga kerja belum sama sekali memiliki bekal berbahasa Jepang. Oleh karena itu, pelatihan ini dibuat untuk calon pekerja yang mau berangkat ke Jepang, tapi belum percaya diri untuk ujian N3.
Nadiawan Zovizal, Founder & CEO Kiseki Training Centre Sebuah Lembaga pelatihan untuk Pemagangan dan kerja ke Jepang. Yang juga berpengalaman magang di Jepang pada tahun 2015-2018. Saat ini Zovizal sudah mengantongi sertifikat JLPT N3.